Pada mulanya perguruan Wali Sakti (WS) ini berasal dari Mesir kemudian dikembangkan oleh H. Hasan Ali di daerah Sulawesi Tenggara. Beliau keturunan campuran Bugis Mesir.
Perguruan Wali Sakti ini dalam memberikan bimbingan dan latihan terhadap murid-muridnya tidak lepas dari ajaran-ajaran yang diterapkan oleh Wali Songo dan Wali-wali yang lain yang berlandaskan kepada al-Qur’an dan Hadits.
Meskipun pada kenyataannya perguruan Wali Sakti ini tidak banyak dikenal oleh masyarakat Kendari karena memang orentasinya tidak bertujuan untuk memperbanyak massa atau murid, akan tetapi usaha yang dilakukan yakni disamping memberikan pengetahuan tentang bela diri juga memberikan bimbingan rohani dalam hal ini ilmu kebatinan kepada orang-orang yang dianggap bisa dan mampu serta bersungguh-sungguh disertai dengan niat yang ikhlas untuk menerimanya yang selanjutnya akan mampu mengembangkannya di berbagai pejuru
Pada angkatan pertama perguruan Wali Sakti ini jumlah muridnya 23 orang kesemuanya itu diberikan latihan dan bimbingan agar nantinya dapat menjalankan amanah perguruan yakni dapat menjadi seorang pelatih dan membuka cabang-cabang di daerah lain serta diberikan wewenang untuk mendirikan perguruan Wali Sakti yang independen.
Dari 23 murid yang dibina pada angkatan pertama tidak semua dapat memenuhi persyaratan untuk mengembangkan perguruan Wali Sakti ini, hanya sembilan orang yang dapat lulus dan dianggap mampu untuk menjalankan amanah tersebut. Kesembilan muridnya itu telah tersebar ke beberapa daerah diantaranya : pulau Jawa, Aceh, Irian, Sulawesi dan lain-lain.
Karena didorong oleh hati nurani untuk melaksanakan amanah yang diberikan H. Hasan Ali selaku pendiri perguruan Wali Sakti (WS) serta banyaknya terjadi hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Islam seperti khurafat, syirik, dan sebagainya yang menjamur di kalangan masyarakat tidak mengenal apakah dari masyarakat kelas atas, menengah maupun kelas bawah. Hal itu dikarenakan kebanyakan dari masyarakat ingin mengetahui lebih jauh tentang ilmu kebatinan yang pada akhirnya akan menjadikan mereka melenceng dari nilai-nilai ajaran Islam. Hal ini bisa saja terjadi apabila mereka tidak mengetahui ujung pangkalnya.
Disamping ilmu kebatinan, ilmu beladiri pun mulai dari zaman nenek moyang kita sampai sekarang banyak diminati oleh masyarakat karena merupakan salah satu alternatif terbaik dalam membela diri.
Melihat dari kondisi diatas, sehingga memunculkan suatu inisiatif untuk mendirikan perguruan Wali Sakti (WS) di Sulawesi Selatan ini sebagai wadah untuk memberikan bimbingan dan latihan kepada orang-orang yang membutuhkannya.
Bimbingan dan latihan yang akan diberikan tidak hanya terfokus pada latihan beladiri (fisik) semata, akan tetapi juga memberikan bimbingan rohani (batin) yang tujuan utamanya disamping untuk mensucikan hatinya agar dapat terhindar dari hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Islam juga sangat besar pengaruhnya dalam memberikan pertolongan berupa pengobatan kepada masyarakat yang membutuhkannya.
Dengan penuh ketabahan dan kesabaran untuk merealisasikan berdirinya perguruan Wali Sakti (WS) di Sulawesi Selatan ini, serta usaha yang dilakukan semaksimal mungkin oleh M. Junaid selaku koordinator pelatih (Ketua Umum)yang telah diberikan tanggung jawab oleh H. Hasan Ali sehingga perguruan Wali Sakti ini dapat terealisasi usahanya pada saat itu tidak sia-sia, hal ini dibuktikan dengan banyaknya yang bergabung dan mendukung pengembangan perguruan Wali Sakti (WS) ini baik dari kalangan orang tuan maupun para remaja yang berasal dari berbagai daerah dalam wilayah Sulawesi Selatan ini.


;;